Denger2…Sekarang
lagi rame barrack obama kepilih lagi jadi presiden amerika serikat ya? Negeri
kita malah yang paling rame kyaknya…ngomong2 soal negeri paman sam sana, saya
jadi tertarik buat post analisa kritis yg saya peroleh dari sumber internet
sana sini soal pendidikan di AS dan Indonesia (awalnya sih cari bahan buat
tugas, ehh banyak nemu pengetahuan baru soal system pendidikan)
Setelah
saya baca tulisan dan referensi-referensi dari internet, saya ingin memaparkan
kembali tentang perbedaan sistem pendidikan antara Indonesia dengan Amerika.
Siapa yang lebih unggul ?? Mari kita lihat…let’s see
Di
Indonesia (dan Negara-negara Asia), berdasarkan research murid level 9 sampai
12, yang diadakan, ranking petama dimenangkan murid dari Singapore, disusul
Korea, Hongkong, dan Jepang. Lalu Ranking berpakah Amerika (USA) ? Ternyata USA
ada diperingkat 20-an, dibawah Inggris dan Jerman.
Ini
kutipan yang saya dapat dari internet
“Kesalahan
(atau ketidak sempurnaan) system pendidikan di USA ini ya karena itu tadi,
terlalu menonjolkan sikap kreativitas murid. Ini menurut saya kurang tepat,
apalagi buat mereka yang masih di level dasar. Tahu apa mereka mengenai
kreativitas..?? Kreativitas dari anak seusia ini adalah olah raga dan main
game. Nggak heran kalau mereka cuman cengengas-cengengesan saat ditanya
"berapa square root dari 144...?", atau "dimanakah Antartika
?". Karena ya itu tadi, maunya kreatif, malah jadi nggak bisa apa2x.
Being kreatif does not mean being smart,yes...??”
Saya
mungkin sedikit setuju sama kutipan di atas. Tapi tunggu dulu….
Sistem
Pendidikan, kita terlalu memaksa anak untuk dapat menguasai sekian banyak
bidang studi dengan materi yang sedemikian abstrak, membuat anak merasa
tertekan/stress yang dampaknya membuat mereka suka bolos, bosan sekolah,
tawuran, mencontek, dan lain-lain. Yang pada akhirnya mereka tidak dapat
mengerjakan ujian dengan baik. Apa hasilnya ??
Ya, yang
ada anak-anak Indonesia mendapat tekanan. Tekanan dari tugas-tugas yang
sedemikian menumpuk, belum lagi persoalan-persoalan yang dihadapi di lingkungan
sekitar. Anak-anak Indonesia hanya ingin mendapatkan nilai bagus dengan
sedikit usaha, bahkan tidak sama sekali. Berlomba-lomba mendapatkan nilai
bagus.. Adakah hasil atau ilmu yang di dapat ?? Sedikit, bahkan tidak ada.
Menyedihkan bukan ?
Pernah
nonton film “3 Idiot”??ada sebuah adegan dimana Seorang mahasiswa disuruh
mengajar mekanik di hadapan dosen dan teman-teman sekelasnya. Lalu apa dia bisa
mengajar. Tidak juga. Dia hanya menulis di papan dua kata yakni “Farhanitrate
dan Prerajulisation. Dia menyuruh untuk menemukan arti dari kedua kata tersebut
dan boleh menggunakan buku sebagai referensi dalam waktu 30 detik. Adakah yang
berhasil menemukan artinya ?
Tidak
ada, termasuk professor (Rektor) dari Universitas tersebut. Dapat disimpulkkan
“mereka hanya berlomba-lomba mendapatkan nilai bagus, tanpa mengetahui akankah
mereka mendapatkan sesuatu ilmu yang baru sebelum perkuliahan di mulai. Sebenarnya
tidak ada arti dari kedua kata tersebut. Itu hanya nama temen-temen dekatnya
saja, yakin Farhan dan Raju.
Buat apa
memahami sebegitu komplit mata kuliah/pelajaran studi. Adakah yang dikuasai
sepenuhnya? Apakah dengan sistem pendidikan begitu anak-anak akan kreatif ? Jawabannya
sudah tentu tidak.
Berbeda
dengan sistem pendidikan di Amerika, Sistem Amerika yang menitikberatkan
kreativitas dan sangat diusahakan agar para siswa tertarik pada subjek
yang dipelajari. Juga materi tidak hanya dari buku-buku saja, tetapi juga
meneliti alam di sekitar.. Di Amerika anak-anak yang masih kecil sangat senang
ke sekolah dan suka sekali mengerjakan tugas-tugas dari sekolah yang memang
menarik…
Di sana
tiap anak diterima dengan segala perbedaannya dan kemampuan kecil-kecil pun
dihargai, sehingga anak termotivasi untuk belajar dan berprestasi…Kreativitas
dan inisiatif sangat dihargai, motivasi untuk belajar dikembangkan dengan baik.
Kreatifitas dengan menuruti imajenasinya dan mengerjakan sesuatu bukan karena
harus menuruti kemauan guru…Sedang di Indonesia, jika berbeda dengan apa yang
dikatakan guru, pasti tidak boleh berpikir sendiri…
Di
Amerika semua anak diajarkan kreatif, kritis dan berani bertanya yang
menimbulkan percaya diri anak meningkat, Disertai dengan kompetisi yang ketat
membuat masing-masing individu semakin kritis, yang membuat level pendidikan
terus meningkat. Sehingga melahirkan individu yang terbaik. Karena bisa menjadi
sesuatu sesuai keinginannya.
Sedangkan
di Indonesia kreatifitas dan sikap kritis tidak dikembangkan dari kecil, karena
dibatasi oleh adanya kultur kita maka tidak bisa bersikap kritis. Oleh karena
itu sistem pendidikan di dua Negara ini sangar berbeda. Rakyat Indonesia
pintar. Tapi belum tentu kreatif, beda halnya dengan Rakyat USA. Mereka lebih
kreatif, hal inilah yang menyebabkan mereka lebih mencintai belajar, karena
segala kreatifitas individu orang, lebih dihargai.
Beberapa
hari yang lalu juga saya dapati uraian ini dari seminar Forum Indonesia Muda
(FIM 13) di cibubur…memang ada yg salah di system pendidikan kita saat ini. Pak
bahrudin pendiri sekolah Qhoriah thoyibah di salatiga yang saat itu menjadi
keynote speeker juga menguraikan hal yang sama…beliau adalah salah satu
pendidik yang menerapkan model belajar ala “anak amerika” ini di sekolah yang
dibuatnya sendiri. Dan bagaimana hasilnya?? Wawww….saya benar2 harus standing
applause melihat presentasi hasilnya saat itu, ini bisa jadi satu bukti bahwa
membenahi system pendidikan adalah keniscayaan…tapi lagi2 kebijakan adalah
preferensi elit, dan jika begitu kita lagi2 harus berharap pada political will
dari para policy maker, haha…gak ada habisnya kalo gitu mah yak!!! Tapi dalam
seminar itu saya jadi berfikir, berharap saja pada harapan yang kedengarannya
hampa itu rasanya gak solutif…bertindak akan jauh lebih konkret, seperti yang
dilakukan pak bahrudin, beliau mendirikan sekolah sendiri untuk membuat
perubahan…jadi perubahan tidak harus berawal dari top level saja, tapi juga
bisa lewat grassroot….ya, mungkin kita tidak perlu membuat sekolah sendiri jika
terlalu berat, mulai dari yang kecil2 saja, yang jelas kini yang perlu
dilakukan adalah kumpulkan semangat, gagasan, dan mulai rangcang strategi untuk
segera bertindak….mari berbenah !!!
0 komentar:
Post a Comment