Wednesday, November 14, 2012

Mari bicara sistem Pendidikan…adakah yg keliru??


Denger2…Sekarang lagi rame barrack obama kepilih lagi jadi presiden amerika serikat ya? Negeri kita malah yang paling rame kyaknya…ngomong2 soal negeri paman sam sana, saya jadi tertarik buat post analisa kritis yg saya peroleh dari sumber internet sana sini soal pendidikan di AS dan Indonesia (awalnya sih cari bahan buat tugas, ehh banyak nemu pengetahuan baru soal system pendidikan)

Setelah saya baca tulisan dan referensi-referensi dari internet, saya ingin memaparkan kembali tentang perbedaan sistem pendidikan antara Indonesia dengan Amerika. Siapa yang lebih unggul ?? Mari kita lihat…let’s see

Di Indonesia (dan Negara-negara Asia), berdasarkan research murid level 9 sampai 12, yang diadakan, ranking petama dimenangkan murid dari Singapore, disusul Korea, Hongkong, dan Jepang. Lalu Ranking berpakah Amerika (USA) ? Ternyata USA ada diperingkat 20-an, dibawah Inggris dan Jerman.
Ini kutipan yang saya dapat dari internet

“Kesalahan (atau ketidak sempurnaan) system pendidikan di USA ini ya karena itu tadi, terlalu menonjolkan sikap kreativitas murid. Ini menurut saya kurang tepat, apalagi buat mereka yang masih di level dasar. Tahu apa mereka mengenai kreativitas..?? Kreativitas dari anak seusia ini adalah olah raga dan main game. Nggak heran kalau mereka cuman cengengas-cengengesan saat ditanya "berapa square root dari 144...?", atau "dimanakah Antartika ?".  Karena ya itu tadi, maunya kreatif, malah jadi nggak bisa apa2x. Being kreatif does not mean being smart,yes...??”

Saya mungkin sedikit setuju sama kutipan di atas. Tapi tunggu dulu….
Sistem Pendidikan, kita terlalu memaksa anak untuk dapat menguasai sekian banyak bidang studi dengan materi yang sedemikian abstrak, membuat anak merasa tertekan/stress yang dampaknya membuat mereka suka bolos, bosan sekolah, tawuran, mencontek, dan lain-lain. Yang pada akhirnya mereka tidak dapat mengerjakan ujian dengan baik. Apa hasilnya ??

Ya, yang ada anak-anak Indonesia mendapat tekanan. Tekanan dari tugas-tugas yang sedemikian menumpuk, belum lagi persoalan-persoalan yang dihadapi di lingkungan sekitar.  Anak-anak Indonesia hanya ingin mendapatkan nilai bagus dengan sedikit usaha, bahkan tidak sama sekali. Berlomba-lomba mendapatkan nilai bagus.. Adakah hasil atau ilmu yang di dapat ?? Sedikit, bahkan tidak ada. Menyedihkan bukan ?

Pernah nonton film “3 Idiot”??ada sebuah adegan dimana Seorang mahasiswa disuruh mengajar mekanik di hadapan dosen dan teman-teman sekelasnya. Lalu apa dia bisa mengajar. Tidak juga. Dia hanya menulis di papan dua kata yakni “Farhanitrate dan Prerajulisation. Dia menyuruh untuk menemukan arti dari kedua kata tersebut dan boleh menggunakan buku sebagai referensi dalam waktu 30 detik. Adakah yang berhasil menemukan artinya ?

Tidak ada, termasuk professor (Rektor) dari Universitas tersebut. Dapat disimpulkkan “mereka hanya berlomba-lomba mendapatkan nilai bagus, tanpa mengetahui akankah mereka mendapatkan sesuatu ilmu yang baru sebelum perkuliahan di mulai. Sebenarnya tidak ada arti dari kedua kata tersebut. Itu hanya nama temen-temen dekatnya saja, yakin Farhan dan Raju.

Buat apa memahami sebegitu komplit mata kuliah/pelajaran studi. Adakah yang dikuasai sepenuhnya? Apakah dengan sistem pendidikan begitu anak-anak akan kreatif ? Jawabannya sudah tentu tidak.

Berbeda dengan sistem pendidikan di Amerika, Sistem Amerika yang menitikberatkan kreativitas dan sangat diusahakan agar para siswa tertarik pada subjek yang dipelajari. Juga materi tidak hanya dari buku-buku saja, tetapi juga meneliti alam di sekitar.. Di Amerika anak-anak yang masih kecil sangat senang ke sekolah dan suka sekali mengerjakan tugas-tugas dari sekolah yang memang menarik…

Di sana tiap anak diterima dengan segala perbedaannya dan kemampuan kecil-kecil pun dihargai, sehingga anak termotivasi untuk belajar dan berprestasi…Kreativitas dan inisiatif sangat dihargai, motivasi untuk belajar dikembangkan dengan baik. Kreatifitas dengan menuruti imajenasinya dan mengerjakan sesuatu bukan karena harus menuruti kemauan guru…Sedang di Indonesia, jika berbeda dengan apa yang dikatakan guru, pasti tidak boleh berpikir sendiri…

Di Amerika semua anak diajarkan kreatif, kritis dan berani bertanya yang menimbulkan percaya diri anak meningkat, Disertai dengan kompetisi yang ketat membuat masing-masing individu semakin kritis, yang membuat level pendidikan terus meningkat. Sehingga melahirkan individu yang terbaik. Karena bisa menjadi sesuatu sesuai keinginannya.

Sedangkan di Indonesia kreatifitas dan sikap kritis tidak dikembangkan dari kecil, karena dibatasi oleh adanya kultur kita maka tidak bisa bersikap kritis. Oleh karena itu sistem pendidikan di dua Negara ini sangar berbeda. Rakyat Indonesia pintar. Tapi belum tentu kreatif, beda halnya dengan Rakyat USA. Mereka lebih kreatif, hal inilah yang menyebabkan mereka lebih mencintai belajar, karena segala kreatifitas individu orang, lebih dihargai.

Beberapa hari yang lalu juga saya dapati uraian ini dari seminar Forum Indonesia Muda (FIM 13) di cibubur…memang ada yg salah di system pendidikan kita saat ini. Pak bahrudin pendiri sekolah Qhoriah thoyibah di salatiga yang saat itu menjadi keynote speeker juga menguraikan hal yang sama…beliau adalah salah satu pendidik yang menerapkan model belajar ala “anak amerika” ini di sekolah yang dibuatnya sendiri. Dan bagaimana hasilnya?? Wawww….saya benar2 harus standing applause melihat presentasi hasilnya saat itu, ini bisa jadi satu bukti bahwa membenahi system pendidikan adalah keniscayaan…tapi lagi2 kebijakan adalah preferensi elit, dan jika begitu kita lagi2 harus berharap pada political will dari para policy maker, haha…gak ada habisnya kalo gitu mah yak!!! Tapi dalam seminar itu saya jadi berfikir, berharap saja pada harapan yang kedengarannya hampa itu rasanya gak solutif…bertindak akan jauh lebih konkret, seperti yang dilakukan pak bahrudin, beliau mendirikan sekolah sendiri untuk membuat perubahan…jadi perubahan tidak harus berawal dari top level saja, tapi juga bisa lewat grassroot….ya, mungkin kita tidak perlu membuat sekolah sendiri jika terlalu berat, mulai dari yang kecil2 saja, yang jelas kini yang perlu dilakukan adalah kumpulkan semangat, gagasan, dan mulai rangcang strategi untuk segera bertindak….mari berbenah !!!


0 komentar:

Post a Comment