Saya selalu suka
pekerjaan-pekerjaan yang mengandalkan otak.
Saya ingin menjadi
seseorang yang ahli dalam suatu hal, apapun itu. Waktu SMP saya sangat ingin
menjadi orang yang bisa merangkai robot kemudian berubah lagi ingin menjadi
seorang astronom yang ahli dalam ilmu perbintangan. Kemudian saat SMA saat saya
masuk tim olimpiade ekonomi mewakili sekolah dan beberapa kali pula berhasil
memenangkan perlombaan LCCT maupun olimpiade, saya ingin sekali menjadi seorang
ekonom seperti sri mulyani dan aviliani, ekonom idola saya. Pokoknya cita-cita
saya dari kecil adalah ingin menjadi seorang yang ahli dalam bidang ilmu
tertentu, tidak jauh-jauh dari situ.
Uniknya saat kuliah,
jurusan yang saya ambil berbelok agak jauh dari cita-cita yang saya canangkan
waktu SMA. Harapan menjadi ekonom tinggal harapan. Jujur saja saya bingung
ingin jadi apa lagi saat kuliah. Saya benar-benar tersesat dengan jurusan yang
saya ambil, karena dari awal mengenal ilmu pengetahuan. Ilmu Tata negara, Politik, Kebijakan dan Pembangunan sangat jauh
dari bayangan dan tak pernah terpikirkan. Sampai selesai s1 pun saya masih
tersesat, saya hanya mengikuti arus saja. Saya belum benar-benar tau apa yang
sebenarnya harus saya lakukan. Saya mau jadi apa sama sekali belum ketemu
jawabanya. Alhamdulillahnya saya dapat beasiswa dan bisa lanjut langsung s2
sehinngga saya punya sedikit lagi waktu untuk memikirkan itu semua. Dalam
perkuliahan yang saya ikuti ada satu mata kuliah yang saya sukai, yaitu tentang kebijakan dan pembangunan. Dari sanalah saya kemudian mendapat secercah cahaya. Saya mulai
rajin membaca hal-hal terkait dengan kebijakan, pembangunan, desentralisasi dan otonomi
daerah.
Minat untuk
mendalami ilmu tersebut muncul. Tapi belum sampai pada saya ingin menjadi
seorang ahli dalam bidang tersebut. Sampai pada kelulusan s2 saya harus
memutuskan. Ada pertarungan batin antara kebutuhan pragmatis yang harus saya
penuhi dengan secuil idelisme yang saya miliki terkait dengan cita-cita. Jika
saya terus mengikuti kata hati untuk mengikuti cita-cita yang sudah saya
canangkan. Saya merasa akan sangat kewalahan dan lamban dalam mengejar
kemapanan. Sampai pada akhirnya semua terjawab seiring waktu bahwa bagaimanapun
mimpi harus diwujudkan. Saya bertemu dengan dosen2 yang memang ahli di bidang
tersebut. Saya banyak belajar dari sana. Dan saya berkesempatan untuk belajar
bersama mereka. Sekarang selain mengajar, saya benar-benar punya pekerjaan lain yang sesuai dengan
apa yang saya cita-citakan. Saya harus benar-benar belajar dengan keras untuk
bisa menjadi ahli dalam bidang tersebut.
Menjadi seorang
konsultan perencanaan pembangunan adalah cita-cita yang tidak terlalu buruk.
Saya ingat satu pertanyaan dalam sebuah seminar.. Ingin dikenal sebagai
siapakah kamu? Sekarang saya bisa dengan mantap menjawab "seorang ahli di bidang ilmu kebijakan dan strategi pembangunan"
0 komentar:
Post a Comment