Tuesday, February 26, 2013

Curahan Hati Sepertiga Malam Terakhir



Aku selalu ingin tersenyum saat menatap dirimu. Bukan karena apa-apa, saudariku.

Entah mengapa aku merasa masa depan yang cerah sedang menunggumu. Disana terdapat salah seorang saudaraku. Wajahnya berseri. Senyum ramah tersungging diwajahnya yang bersinar laksana purnama penuh.

Tidak…, aku tidak tahu siapa dia. Yang kutahu dia adalah saudara muslimku. Seorang mukmin. Lagi mukhlis. Yang berani berkata “ya” pada hal-hal yang haq. Dan berani berkata “tidak” pada hal-hal yang bathil. Yang memiliki loyalitas hanya kepada Allah.

Sungguh! Kuingin dia menjadi milikmu, saudariku!!

Ledakan-ledakan tekad kulihat memenuhi dadanya. Ia tidak perduli dengan orang yang sliwar-sliwer disekitarnya. Dan mereka pun tidak perduli padanya. Malaikat mendoakannya dan memohonkan ampunan dan rahmat Allah untuknya. Bidadari merindukannya. Sungguh orang yang mulia.

Ia adalah calon imam yang baik. Mujahid yang tangguh. Dialah salah seorang diantaranya yang kuharapkan mewujudkan mimpi-mimpiku disaat aku syahid duluan. Dan dialah yang benar-benar kuharapkan berdiri disampingku dalam perjalanan perjuanganku.

Demi Allah yang jiwaku ada di tangan-Nya!!!

Aku tidak memiliki harapan apapun mengenai dirimu selain hal ini. Dengan keluasan ilmunya, ia akan membimbingmu. Dengan semangat hidupmu, kau akan selalu mengobarkan semangatnya. Sungguh pasangan yang sangat serasi…

Kau adalah wanita orang-orang besar. Aku sangatlah tak pantas untukmu. Lebih baik aku menyingkir dan memberi jalan bagi saudaraku untuk meminangmu….

- Faiz Algar -


0 komentar:

Post a Comment